Kacang sudah lama diandalkan para vegetarian untuk menggantiakan daging yang kaya protein. Ternyata khasiatnya bisa menghancurkan radikal bebas dalam tubuh karena juga mengandung antioksidan. Menurut para peneliti dari University of Guelph-Ontario, Kanada, kacang tidak hanya kaya akan protein, tetapi mengandung antioksidan atau penjinak radikal bebas yang diyakini sanggup melindungi tubuh dari serangan kanker, gangguan jantung, dan juga gangguan penyakit lainnya seperti TBC.
Antioksidan pada kacang dihasilkan dari flavonoid. Yang juga dikandung dalam teh dan anggur merah. Dari uji coba terhadap 12 varietas kacang, didapatkan bahwa semakin tua warna jenis kacang, maka semakin banyak pula flavonoid yang dikandungnya. Mengonsumsi kacang merah beberapa kali dalam seminggu akan memperoleh manfaat yang sama dengan mengonsumsi atau minum anggur merah. Kacang tanah (Arachis hypogea) selama ini sering dianggap penyebab jerawat. Anggapan itu tidak semuanya benar, karena tanaman ini mengandung zat gizi tinggi. Kacang tanah berasal dari Brazil dan ditanam oleh bangsa Indian.
Peneliti Dr. Frank Hu dari Harvard School of Publik Health, dalam penelitiannya terhadap 86.000 wanita yang sering mengonsumsi kacang menunjukkan, kacang-kacangan, termasuk kacang tanah mampu menjaga aktivitas pemompaan jantung dengan teratur.
Para ahli dari Penn State University juga melakukan sebuah penelitian ilmiah berupa 11 kali penelitian klinis dan 5 kali penelitian epidemiologi. Dari hasil penelitian tersebut, menurut dr. Penny Kris-Etherton, salah satu peneliti sekaligus guru besar di bidang nutrisi universitas tersebut, seamakin sering seseorang mengonsumsi kacang, maka resiko terkkena penyakit jantung koroner semakin berkurang. Etherton menyebutkan, mengonsumsi satu ons kacang lebih dari 5 kali seminggu bisa menurunkan resiko penyakit jantung koroner sampai 25 – 39 %.
Dalam penelitian tersebut tidak hanya kacang tanah yang diteliti, melainkan almond, brazil nut, cashew, hazelnut, macadamia, pistachio dan walnut. Cum, disebutkan konsumsi kacang tanah hamper mencapai 50% dari keseluruhan konsumsi. Prof. Gary Fraser, Pd.D. dari bagian obat-obatan dan epidemiologi di Loma Linda University menyimpulkan mengonsumsi kacang seminggu sekali mengurangi resiko penyakit jantung 25% lebih rendah dibandingkan tidak makan sama sekali.
Penelitian terkini dilakukan oleh ilmuwan Swedia dr. Thomas Schoen dan timnya dari Universitas Linkoeping Swedia. Schoen bersama timnya berhasil mengidenfikasi kacang berkhasiat melawan kuman tuberkolusis (Tb). Penelitian telah dilakukan oleh Schoen bersama timnya terhadap 120 pasien Tb di Ethiopia. Pasien yang diberi arginine dosis 1 gram atau setara dengan 30 gram kacang tanah setiap harinya, menunjukkan dampak positif bagi pasien Tb. Ketua Gerdunas (Gerakkan Terpadu Nasional) Tuberkolusis dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P. menilai penelitian Schoen itu cukup menarik. Terlebih kacang jauh lebih mudah dijangkau masyarakat dibandingkan obat-obatan Tb.
Kacang tanah mengandung lemak (40-50%), protein (27%), karbohidrat, lesitin, kolin serta vitamin (A, B, C, D, E, dan K), juga mengandung mineral antara lain calcium, chloride, ferro, magnesium, phosphor, kalium dan sulphur. Protein yang terkandung dalam kacang tanah jauh lebih tinggi daripada yang terkandung di dalam daging, telur dan kacang soya (kacang kedelai). Ia juga mengandung asam animo yang tinggi. Minyak dari kacang tanah adalah sumber terbaik pencuci perut.
Kacang tanah dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat keju, mentega, sabun dan minyak goreng. Sedangkan daunnya, selain dibuat sayuran mentah ataupun direbus, dapat digunakan juga sebagai bahan pakan ternak yang bergizi tinggi serta pupuk hijau. Selain itu mengonsumsi kacang tanah dapat menurunkan tekanan darah dan kolesterol darah.
No comments:
Post a Comment