Arang Batok: Penjernih Air
Mencari air jernih untuk diminum memang sudah semakin sulit, yang alami mungkin hanya ada di mata air di gunung dan di oase di gurun. Air jernih pun akhirnya menjadi produk industri hingga kata generik ‘aqua’ pun menjadi paten industri, ah jangan sampai kata ‘air’ menjadi merek dagang pula. Fungsi air untuk diminum pun akhirnya dilebih-lebihkan untuk kepentingan komersial, seperti yang diulas oleh Priyadi tentang‘Khasiat’ Air Hexagonal.
Padahal kebutuhan utama manusia terhadap air untuk diminum hanya satu, yaitu ‘air jernih’, jernih menurut warna dan jernih menurut proporsi kandungan mineral yang terlarut di dalamnya. Dalam tubuh air berfungsi sebagai pelarut, sebagai carrier pembawa zat-zat lain yang harus diedarkan ke seluruh tubuh dan banyak lagi fungsi dan manfaat lainnya.
Dengan semakin kotornya air minum, baik dari sumur timba, sumur pompa ataupun air-supply-nya PDAM, kini semakin banyak keluarga mengurangi konsumsi air tersebut sebagai air minum dan digantikan dengan membeli ‘air jernih’ hasil proses industri dalam gelas atau botol plastik.
Sebenarnya, air jernih dari sumur untuk diminum masih bisa didapatkan dengan proses penjernihan saat memasaknya, yaitu dengan meletakkan arang batok (tempurung kelapa) di dalamnya (segenggam arang batok sudah lebih dari cukup untuk memasak satu panci air), sebaiknya arang batok dibungkus dahulu dengan kain putih bersih. Selama air dipanaskan hingga mendidih arang batok akan bekerja menyerap zat-zat yang mengotori air, juga menyerap bau serta warna sehingga menghasilkan air jernih yang siap diminum (didinginkan dulu ya, jangan minum air mendidih!).
Manfaat air jernih yang lain yang tidak berhubungan adalah untuk mengusir lalat, yaitu dengan cara menyimpannya dalam plastik bening dan digantung, biasanya digantung di dapur atau di atas meja makan. Mungkin nanti ada yang menjual bola kaca berisi air sebagai pengusir lalat yang bisa dipakai di atas meja makan tanpa merusak pandangan dan suasana.
#29
Kalo untuk menjernihkan air buat aja pake pipa paralon (PVC) tinggi 70cm ukuran 3 inci. Tutup bag. bawah dengan dop, beri lubang di bagian dinding bawah PVC. Trus isi berturut-turut dgn ijuk 5cm, arang batok 8cm trus pasir hitam (pasir gunung) 30cm. air dialirkan dari atas dan keluar di bawah. Aliran air harus kecil, sebesar 1 pipa waterpass. Hasil air akan lebih baik (tidak berminyak dan tidak bau serta lebih jernih. Coba deh…! saya udah coba dan lumayan baik untuk cuci dan mandi. Untuk minum sebaiknya diuji dulu di lab. microbiologi….
#87
saya punya case serupa. Air sumur bening bgt, tapi kemudian berubah warna jadi kekuning2 an ketika didiamkan beberapa lama. Plus, ada kesan bau besinya. Saya coba buat filter kimiawi menggunakan arang. komposisinya: kerikil, kemudian di atasnya dikasih arang, lalu pasir. Pas realisasinya sih, sy tidak pake ijuk krn ndak tahu yg jual di mana. Harusnya sebelum pasir, dipasang ijuk dulu
Perbandingan takarannya adalah 1:1:1:3. ember setinggi 50 atau 60 cm udah fit lah. 30 cm buat filternya, dan sisanya utk air yg ingin difilter.
hasilnya? Sip. Air yg keluar dr hasil filtrasi tidak berbau besi, dan bisa dikonsumsi. Sy cobakan pada air teh, tidak bereaksi apa2. Sebelum difiltrasi, air teh langsung jadi biru banget.
Nah, sy denger ada produk filter air (pake karbon aktif) yg harganya 200rb an saja. ada yg pernah mendengar gak?
btw, ttg pemurni air pake teknologi RO, saya survey di 2 vendor, ternyata memang dia memfilter semua mineral yg ada di air. So, air memang bener2 pure. Well, saya pikir mineral tetap harus dipertahankan. krn kl tidak, ya air bakalan cuman berakhir di keringat/air seni aja. cmiiw. bisa ndak ya saringannya itu diperlebar? hehe, jadi kandungan mineral2nya masih bisa lewat filter, lainnya tidak
sekian.
Dengan semakin kotornya air minum, baik dari sumur timba, sumur pompa ataupun air-supply-nya PDAM, kini semakin banyak keluarga mengurangi konsumsi air tersebut sebagai air minum dan digantikan dengan membeli ‘air jernih’ hasil proses industri dalam gelas atau botol plastik.
Sebenarnya, air jernih dari sumur untuk diminum masih bisa didapatkan dengan proses penjernihan saat memasaknya, yaitu dengan meletakkan arang batok (tempurung kelapa) di dalamnya (segenggam arang batok sudah lebih dari cukup untuk memasak satu panci air), sebaiknya arang batok dibungkus dahulu dengan kain putih bersih. Selama air dipanaskan hingga mendidih arang batok akan bekerja menyerap zat-zat yang mengotori air, juga menyerap bau serta warna sehingga menghasilkan air jernih yang siap diminum (didinginkan dulu ya, jangan minum air mendidih!).
Manfaat air jernih yang lain yang tidak berhubungan adalah untuk mengusir lalat, yaitu dengan cara menyimpannya dalam plastik bening dan digantung, biasanya digantung di dapur atau di atas meja makan. Mungkin nanti ada yang menjual bola kaca berisi air sebagai pengusir lalat yang bisa dipakai di atas meja makan tanpa merusak pandangan dan suasana.
#29
Kalo untuk menjernihkan air buat aja pake pipa paralon (PVC) tinggi 70cm ukuran 3 inci. Tutup bag. bawah dengan dop, beri lubang di bagian dinding bawah PVC. Trus isi berturut-turut dgn ijuk 5cm, arang batok 8cm trus pasir hitam (pasir gunung) 30cm. air dialirkan dari atas dan keluar di bawah. Aliran air harus kecil, sebesar 1 pipa waterpass. Hasil air akan lebih baik (tidak berminyak dan tidak bau serta lebih jernih. Coba deh…! saya udah coba dan lumayan baik untuk cuci dan mandi. Untuk minum sebaiknya diuji dulu di lab. microbiologi….
#87
saya punya case serupa. Air sumur bening bgt, tapi kemudian berubah warna jadi kekuning2 an ketika didiamkan beberapa lama. Plus, ada kesan bau besinya. Saya coba buat filter kimiawi menggunakan arang. komposisinya: kerikil, kemudian di atasnya dikasih arang, lalu pasir. Pas realisasinya sih, sy tidak pake ijuk krn ndak tahu yg jual di mana. Harusnya sebelum pasir, dipasang ijuk dulu
Perbandingan takarannya adalah 1:1:1:3. ember setinggi 50 atau 60 cm udah fit lah. 30 cm buat filternya, dan sisanya utk air yg ingin difilter.
hasilnya? Sip. Air yg keluar dr hasil filtrasi tidak berbau besi, dan bisa dikonsumsi. Sy cobakan pada air teh, tidak bereaksi apa2. Sebelum difiltrasi, air teh langsung jadi biru banget.
Nah, sy denger ada produk filter air (pake karbon aktif) yg harganya 200rb an saja. ada yg pernah mendengar gak?
btw, ttg pemurni air pake teknologi RO, saya survey di 2 vendor, ternyata memang dia memfilter semua mineral yg ada di air. So, air memang bener2 pure. Well, saya pikir mineral tetap harus dipertahankan. krn kl tidak, ya air bakalan cuman berakhir di keringat/air seni aja. cmiiw. bisa ndak ya saringannya itu diperlebar? hehe, jadi kandungan mineral2nya masih bisa lewat filter, lainnya tidak
sekian.
No comments:
Post a Comment